Monday, January 6, 2014

IPTEK dan Futurologi

Apa yang melanda dunia saat itu, ketika analisa kaum futuris menjadi begitu laris manis jelas tak bisa dipisahkan dari gelombang evolusi sains dan teknologi yang begitu dahsyat sejak Albert Einstein merilis teori relativitas yang spesial itu pada tahun 1905. 



Tak bisa dipungkiri, Einstein sejak ide relativitas yang sebenarnya sangat kompleks itu menjadi sangat simpel dengan sebuah rumusan E = mc², ilmu fisika menjadi sangat dinamis. 

Dengannya, Einstein telah melempangkan jalan pencerahan bagi dikembangkannya internet hingga aneka senjata perang yang dibuat untuk perang dingin. Kebrilianan Einstein telah menset gerak abad ke-20. 

Namun yang terpenting, Einstein telah membuat imaje baru tentang cara membentuk masa depan: tidak dengan perang dan revolusi tapi dengan wawasan sains yang dalam. 

Jadi sangat tepat jika Fred Guterl mengawali tulisannya di Majalah Newsweek dengan kalimat pembuka, “Albert Einstein telah mengubah masa depan tanpa memenangkan sebuah pemilihan umum atau menggerakkan suatu angkatan perang. Segala yang dikerjakannya adalah ide.” 

Sejak itu abad 20 menjadi abad yang paling inovatif. Penelitian-penelitian tak lagi mengandalkan seorang jenius sekelas Einstein, melainkan sekumpulan ilmuwan cerdas di bidangnya masing-masing yang bersatu di bawah sebuah bendera penelitian bersama (lihat “Era Penelitian Paska Einstein”). 

Hasilnya, sangat dahsyat. Belum pernah sebuah abad menjadi begitu fenomenal seperti abad ke-20. Di abad inilah manusia menjejakkan kaki di bulan, di abad ini pula berbagai prinsip dasar teknologi mutakhir berevolusi dengan cepatnya. 

Fakta inilah kemudian yang membuat futurologi berkembang. “Akan ada penemuan apa lagi?” begitu pertanyaan yang menggantung di benak mereka. 

Setiap penemuan akan berdampak pada kehidupan warga dunia, lalu “seperti apa kehidupan manusia akan berubah?” begitu pertanyaan lanjutan yang lantas mereka rumuskan dalam prediksi-prediksi mereka.